Pages

Powered by Blogger.

Wednesday, October 23, 2013

Egrang Atau Enggrang Sih?

Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, tetapi saat permainan ini mulai di kombinasikan dengan berbagai hal sehingga dapat berdampingan dengan dunia yang di katakan modern ini. Yang akan di ulas kali ini permainan egrang yang ada di Jawa Barat khususnya di daerah tempat tinggal saya yaitu di Kampung Ancol, Desa Selaawi, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut yang di kenal dengan nama egrang (jajangkungan)



Permainan Egrang cukup terkenal di daerah tempat tinggal saya. Permainan ini sering dilakukan oleh anak-anak usia 7 sampai 13 tahun (anak SD, SMP). Tetapi tidak jarang anak yang duduk di bangku TK pun sudah bisa memainkannya dan orang dewasa pun ikut memainkan permainan egrang ini. Cara memainkan permainan ini sebenarnya beragam ini, yang saya lakukan hanyalah salah satu dari banyak cara yang lainnya. Permainan egrang ini dipandang sebagai permainan yang menyenangkan, menantang, dan tidak memakan biaya yang mahal untuk membuat alat permainan tersebut.

Cara Membuat Egrang Adalah Sebagai Berikut:
Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan.

Nilai Budaya
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Dan, nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.

No comments:

Post a Comment